Teori Masuknya Agama Islam Di Indonesia
Mengenai kedatangan Islam di Indonesia masing masing ahli
memiliki pendapat yang berbeda berdasarkan bukti bukti yang mereka yakini
benar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang kedatangan Islam di Indonesia.
1. Teori Gujarat
Pendukung Teori Gujarat adalah Snouck Hurgronje.
Mereka berpendapat bahwa Islam berasal dari Gujarat yang dibawa oleh para
pedagang Gujarat, selain itu sejak dahulu telah ada hubungan perdagangan antara
bangsa Indonesia dan India sehingga sangat mungkin terjadi pertukaran Budaya.
Bukti yang diajukan oleh Teori Gujarat adalah nisan kubur dari Raja Samudra
pasai yang bernama nama Sultan Malik Assaleh yang terletak di Lhok Seumawe dan
berangka tahun 698 H atau 1297 M yang didatangkan dari Cambay, Gujarat India,
dijelaskan oleh Stutterheim bahwa corak makam yang bersifat hinduistis semakin
memperkuat alasan bahwa nisan Malik Assaleh berasal dari India. Akan tetapi
oleh SQ. Fatimi pendapat itu disanggah, dikatakan bahwa nisan dari Pasai bukan
berasal dari Cambayat akan tetapi berasal dari Bengal sehingga islam yang
beredar di Indonesia berasal dari Bengal. Kelemahan pendapat SQ.Fatimi adalah
perihal mazhab yang dianut diBengal adalah Hanafi sedangkan orang Indonesia
kebanyakan bermazhab syafi’i. .Pendapat yang mematahkan teori ini berasal dari
Morrison yang mengatakan meskipun nisan makam dipasai ( tahun 1297 ) berasal dari
gujarat namun bukan berarti islam berasal dari sana karena pada saat itu
Gujarat masih beragama Hindu dan baru ditaklukan oleh penguasa Islam pada tahun
1298 M. Morrison berpendapat bahwa Islam disebarkan dari Corromandel, India
Timur.
2. Teori Makkah
Pendukung Teori Makkah adalah T.W. Arnold, Naquib Al
Attas,Crawfurd, Hamka . Pendapat Van Leur didasarkan atas catatan perjalanan
yang mengatakan terdapat koloni koloni arab di barat laut Sumatra yaitu Barus
yang merupakan penghasil kapur barus. Selain itu terdapat alasan lain yang
menguatkan yaitu mahzab Syafi’i yang banyak dianut di Indonesia sedangkan
mahzab tersebut banyak dianut oleh Masyarakat Arab. Dalam Hikayat Raja Raja
Pasai juga disebutkan bahwa terdapat seorang ulama asal Makkah yang bernama Syeikh
Ismail. Beliau kemudian berlayar menuju Sumatra dan mendapati sebuah kerajaan
yang bernama Samudra Pasai yang dipimpin oleh Raja Marah silu. Karena kegigihan
dalam dakwahnya Syeikh Ismail dapat mengislamkan Marah Silu dan kemudian Marah
Silu mengubah namanya menjadi Sultan Malik Assaleh Ayah Alam Zilullah fil Alam. Berdasarkan sumber yang lain disebutkan dokumen kuno
asal Tiongkok menulis tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—di sebuah pesisir
pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih
berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya. Al Attas menjelasan
bahawa walaupun nisan raja raja Pasai berasal dari Gujarat hal itu semata mata
karena pertimbangan jarak yang lebih dekat dengan arab. Al Attas memberikan
Argumen , dalam kitab kitab islam tidak ada penulis dari India, sebagian besar
mereka dari Arab. Sedangkan Hamka berpendapat babhwa Islam bukan berasal dari
persia karena muslim Indonesia tidak bermazhab syiah akan tetapi memang
menghormati tradisi peringatan kematian Hasan Husein seperti Tabut. Waloupun
demikian Hamka juga tidak menafikan persia sebagai daerah yang berpengaruh
dalam pengembangan Tasawuf.
3. Teori Persia
Pendukung Teori Persia adalah Husein Djayadiningrat.
Beberapa alasan yang memperkuat teori ini adalah :
a. Pemikiranya
didasarkan adanya peringatan kematian Hasan-Husein di Padang Karballa, Irak
pada bulan Muharam. Pada masing masing daerah mempunyai nama tersendiri seperti
bubur sura,Tabuik dll. Adat kebiasaan tersebut adalah adat kaum syiah yang banyak
berkembang didaerah persia atau iran.
b. Persamaan
ajaran wahdatul wujud dari Hamzah Fansuri dan Syeikh Siti Jenar dengan ajaran
tasawuf yang ada di Persia yaitu Al Hallaj
c. Penggunaan
harakat dalam penulisan Al Qur’an seperti Jabar ( Arab : Fatah ), huruf sin
tidak bergigi ( Arab : bergigi )
Menurut Aboebakar Atjeh bahwa para mubaligh yang
datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Islam adalah bermahzab syiah dan
syafi’i. Pendapat lain mengatakan bahwa nama Leran tempat makan fatimah binti
Maimun diambil dari kara “Lor” atau Utara yang bermakna tempat asal mula orang
iran yang berhijrah ke Jawa. Teori ini dibantah oleh K.H Saifuddin Zuhri yang
mengatakan bahwa pada abad ke VII kekuasaaan Islam diPegang oleh Bani Ummayah
yang berarti pusat kebudayaan Islam berkisar di Makkah, Madinah, Damaskus dan
Baghdad, sedangkan Persia pada waktu itu baru mendapat pengaruh islam jadi
tidak mungkin menyebarkan Islam sampai ke Indonesia.
Beberapa alasan lain yang mendukung adalah Maulana
Malik Ibrahim yang berasal dari Kasyan yaitu sebuah daerah didekat Teheran Iran
yang kemudian melakukan dakwah dipulau Jawa dan menetap di Gresik akan tetapi
beberapa pendapat mengatakan bahwa Maulana Malik Ibrahim berasal dari
Gujarat.Beberapa bukti yang lebih menguatkan adalah :
a. Banyak Raja
raja Indoneia yang memakai gelar persia seperti Malik, Syah dan Sultan contoh
Sultan Malik Assaleh
b. Bendera Macan
Ali termasuk bentuk pengaruh dari Persia, dapat dijumpai pada kesultanan
Cirebon. Macan Ali bermakna penghormatan kepada Ali yang merupakan keluarga
Nabi Muhammad dan mempunyai gelar “ Asadullah atau Singa Allah. Ali mempunyai
dua orang anak kembar yang bernama Hasan dan Husein. Wafatnya Husein di Padang
Karbala kemudian diperingati oleh kaum syiah diIndonesia perayaan itu disebut
Tabut atau Tabuik
4. Teori China
Islam di China banyak mendapat pengaruh dari Persia
yang kemudian dikenal dengan Bangsa Hui. Seiring dengan perkembangan
perdagangan dan alur jalur Sutra sangat memungkinkan terjadi Interaksi antara
pedagang China Muslimdengan pedagang Indonesia. Disebutkan seorang musafir cina
yang bernama Ichang pada tahun 671 telah melakuka perjalanan dari canton menuju
ke Sumatra dengan menumpang kapal iran.Dalam Catatan perjalanan Ma Huan yang
melakuka perjalanan pada tahun 1413 hingga 1415 yang dituangkan dalam bukunya
yang berjudul Ying – yai Sheng – lan disebutkan bahwa terdapat 3 macam penduduk
di Jawa yaitu Orang muslim dari Barat, Orang cina yang diantaranya beragama
Islam dan orang jawa yang menyembah berhala.
Beberapa teori diatas menggambarkan betapa sulitnya menganalisis dari
mana masuknya Islam ke Indonesia. Berdasarkan bukti bukti yang ada kesemuanya
masuk akal dan sangat memungkinkan. Berikut ini ada sumber sumber yang
kebayakan dipakai oleh para ahli untuk menganalisis pengaruh islam di
Indonesia.:
1) Peninggalan batu Nisan dari makam seorang perempuan
muslim yang bernama Fatimah binti Maimun. Dalam nisan tersebut tersebut angka
tahun 475 H atau 1082. Makam Fatimah Binti Maimun terletak di Leran Kabupaten
Gresik Jawa Timur.
2) Peninggalan batu Nisan dari makam Abdullah al Basir
didaerah perlak yang berangka tahun 608 H atau 1211, berdasarkan catatan
perjalanan Marcopolo yang mengatakan daerah tersebut telah menganut agama
Islam. Apabila dikaji secara geografis Perlak termasuk daerah Malaysia akan
tetapi melihat letaknya yang begitu dekat dan mempunyai kebudayaan yang sama
dengan dataran Sumatra maka bukan tidak mungkin sebagian masyarakat Sumatra
telah menganut Islam.
3) Berita Cia dari Dinasti Tang yang menyebutkan adanya
rencana serangan orang-orang Ta shih pada tahun 674 M terhadap Kerajaan Holing
(Kalingga) yang diperintah oleh Ratu Sima. Namum, rencana itu dibatalkan karena
Kerajaan Holing sangat kuat. Sebutan Ta shih ditafsirkan sebagai orang-orang
Arab dan Persia.
4) Berita Arab yang menyatakan bahwa pedagang Arab yang
beragama Islam telah mengadakan kegiatan perdagangan di Sriwijaya, termasuk
Selat Malaka, sekitar abad ke-8 M. Hal itu terbukti dengan sebutan Sribuza,
Zaba, atau Zabag bagi Sriwijaya.
5) makam Sultan Malik Assaleh yang wafat pada tahun 1297,
seorang raja dari Kerajaan Samudra Pasai yang mempunyai nama asli Marah Silu
dan kemudian di Islamkan oleh Ulama Arab yang bernama Syeikh Ismail.
6) Catatan perjalanan Ibnu Battutah , seorang ekspeditor
dari maroko pada tahun 1345-1346 melakukan perjalanan menuju Cina. Ibnu Batutah
kemudian singgah dinusantara dan mendapati mahzab yang paling dominan adalah
Syafi’i.
7) Kompleks makam Islam Troloyo di Trowulan yang di pada
nisan makam-makam itu memuat angka tahun saka seperti raja raja kuno dan
tertulis angka antara tahun 1376 hingga 1611 M serta ayat ayat al Qur’an
8) Berita dari Ma Huan, musafir Cina beragama Islam,
mengatakan bahwa sekitar tahun 1415 telah ada pedagang-pedagang Islam yang
tinggal di pantai utara pulau Jawa.
9) Makam Maulana Malik Ibrahim yang merupakan penyiar agama
pertama di jawa. Ia wafat pada tahun 1419 M dan dimakamkan di Gresik Jawa
Timur.
10) Dua buah nisan
yang terdapat di Minye Tujoh Sumatra utara yang diyakini berasal dari abad XIV.
Makam ini adalah Putri Malik Attahir yang wafat pada tahun 1389 M, konon jirat
dari Putri Malik Attahir yang bernama Nahrasyiah didatangkan dari Cambayat ,
Gujarat India.
11) Buku dari Tome
Pires yang berjudul Suma Oriental yang mengatakan bahwa sebaian besar raja di
Pulau Sumatera beragama Islamakan tetapi dipesisir Sumatra sebelah barat masih
banyak pemimpin yang non muslim
Dari data data yang ada dapat disimpulkan bahwa agama
Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun, agama Islam mulai
menyebar sekitar abad ke-13 yang ditandai dengan berdirinya Samudra Pasai
sebagai kerajaan Islam yang pertama.